Patriark Abraham dikenal sebagai bapak tiga agama monoteistik besar dunia: Yudaisme, Kristen, dan Islam. Selama berabad-abad kesetiaannya kepada satu dewa pada saat orang menyembah banyak dewa telah dianggap sebagai terobosan monumental dengan masyarakat di sekitarnya. Namun, penemuan arkeologis yang dikenal sebagai teks-teks Ugaritik membuka jendela ke konteks budaya yang berbeda untuk kisah Abraham daripada yang diperkirakan para sejarawan alkitabiah.
Rekaman Teks Ugaritik
Pada tahun 1929, seorang arkeolog Perancis bernama Claude Schaeffer menemukan sebuah istana kuno di Ugarit, yang sekarang dikenal sebagai Ras Shamra, dekat Latakia di pantai Mediterania Suriah. Istana tersebar di dua hektar dan berdiri dua lantai, menurut The Biblical World: An Illustrated Atlas.
Yang lebih menarik daripada istana adalah tumpukan besar tablet tanah liat yang ditemukan di situs. Tulisan pada mereka dan teks-teks itu sendiri telah menarik studi selama hampir seabad. Tablet diberi nama teks Ugaritic setelah situs di mana mereka digali.
Bahasa Teks Ugaritik
Tablet Ugaritik dicatat karena alasan signifikan lainnya: mereka tidak ditulis dalam huruf runcing yang dikenal sebagai Akkadian, bahasa umum daerah tersebut dari 3000 hingga 2000 SM. Sebaliknya, tablet ini ditulis dalam jenis huruf paku 30-karakter yang juga memiliki bernama Ugaritic.
Para ahli telah mencatat bahwa bahasa Ugaritik menyerupai bahasa Ibrani, serta bahasa Aram dan Fenisia. Kemiripan ini membuat mereka mengkategorikan Ugarit sebagai salah satu bahasa pendahulu yang memengaruhi perkembangan bahasa Ibrani, sebuah temuan penting untuk melacak sejarah bahasa tersebut.
Pakar agama Mark S. Smith dalam bukunya Untold Stories: The Bible and Ugaritic Studies di Twentieth Century, mengkategorikan teks-teks Ugaritik sebagai "revolusioner" untuk studi sejarah Alkitab. Para arkeolog, ahli bahasa, dan sejarawan alkitab telah meneliti teks-teks Ugaritik selama hampir seabad, mencoba memahami dunia yang mereka kronik dan kemungkinan pengaruhnya terhadap kisah Abraham yang ditemukan dalam Kejadian pasal 11-25.
Paralel Sastra dan Biblika dalam Teks Ugaritik
Selain bahasa, teks-teks Ugaritik menunjukkan banyak elemen sastra yang telah masuk ke dalam Alkitab Ibrani, yang dikenal oleh orang Kristen sebagai Perjanjian Lama. Di antaranya adalah gambar-gambar untuk Allah dan seperangkat pernyataan kembar yang dikenal sebagai paralelisme seperti yang ditemukan dalam buku-buku Alkitab Mazmur dan Amsal.
Teks-teks Ugaritik juga berisi deskripsi terperinci tentang agama Kanaan yang akan ditemui Abraham ketika ia membawa keluarga besarnya ke daerah itu. Keyakinan ini akan membentuk budaya yang dihadapi Abraham.
Yang paling menarik di antara detail-detail ini adalah referensi kepada dewa Kanaan bernama El atau Elohim, yang diterjemahkan secara longgar sebagai "Tuhan." Teks-teks Ugaritik mengindikasikan bahwa sementara dewa-dewa lain disembah, El berkuasa atas semua dewa.
Perincian ini berkaitan langsung dengan Kejadian Bab 11 hingga 25 yang mencakup kisah Abraham. Dalam versi Ibrani asli dari pasal-pasal ini, Allah disebut sebagai El atau Elohim.
Tautan Dari Teks Ugaritik ke Abraham
Para ahli berpendapat bahwa kesamaan nama menunjukkan bahwa agama Kanaan mungkin telah memengaruhi nama yang digunakan untuk Allah dalam kisah Abraham. Namun, berdasarkan cara mereka berinteraksi dengan manusia, kedua dewa itu tampak sangat berbeda ketika teks-teks Ugaritik dibandingkan dengan kisah Abraham dalam Alkitab.
Sumber
- Untold Stories: The Bible and Ugaritic Studies in the Twentieth Century oleh Mark S. Smith (Baker Academic 2001).
- Dunia Alkitab: An Illustrated Atlas (National Geographic 2007)