https://religiousopinions.com
Slider Image

Dread and Angst: Tema dan Gagasan dalam Pemikiran Eksistensialis

Kata-kata 'kecemasan' dan 'ketakutan' sering digunakan oleh para pemikir eksistensialis. Interpretasi berbeda-beda, meskipun ada definisi luas untuk "ketakutan eksistensial." Itu merujuk pada kegelisahan yang kita rasakan ketika kita menyadari sifat sejati eksistensi manusia dan realitas pilihan yang harus kita buat.

Ketakutan dalam Pemikiran Eksistensialis

Sebagai prinsip umum, para filsuf eksistensialis telah menekankan pentingnya momen-momen kritis psikologis di mana kebenaran-kebenaran dasar tentang sifat dan keberadaan manusia muncul menimpa kita. Ini dapat mengganggu prasangka kita dan mengejutkan kita menjadi kesadaran baru tentang kehidupan. "Momen Eksistensial" dari krisis ini kemudian mengarah pada perasaan takut, cemas, atau ketakutan yang lebih umum.

Ketakutan atau ketakutan ini biasanya tidak dianggap oleh eksistensialis sebagai sesuatu yang harus diarahkan pada objek tertentu. Itu hanya di sana, konsekuensi dari kebermaknaan eksistensi manusia atau kekosongan alam semesta. Bagaimanapun itu dipahami, itu diperlakukan sebagai kondisi universal keberadaan manusia, yang mendasari segala sesuatu tentang kita.

Angst adalah kata Jerman yang berarti kecemasan atau ketakutan. Dalam filsafat eksistensial, ia telah memperoleh perasaan yang lebih spesifik memiliki kecemasan atau ketakutan sebagai akibat dari implikasi paradoks kebebasan manusia.

Kita menghadapi masa depan yang tidak pasti dan kita harus mengisi hidup kita dengan pilihan kita sendiri. Masalah ganda dari pilihan konstan dan tanggung jawab untuk pilihan-pilihan itu dapat menimbulkan kecemasan dalam diri kita.

Sudut Pandang tentang Kekhawatiran dan Sifat Manusia

S ren Kierkegaard menggunakan istilah dread untuk menggambarkan ketakutan dan kecemasan umum dalam kehidupan manusia. Dia percaya bahwa rasa takut dibangun di dalam diri kita sebagai sarana bagi Allah untuk memanggil kita untuk membuat komitmen pada cara hidup moral dan spiritual meskipun ada kekosongan yang tidak berarti di hadapan kita. Dia menafsirkan kekosongan ini dalam hal dosa asal, tetapi eksistensialis lain menggunakan kategori yang berbeda.

Martin Heidegger menggunakan istilah angst sebagai titik referensi untuk konfrontasi individu dengan ketidakmungkinan menemukan makna di alam semesta yang tidak berarti. Dia juga merujuk pada menemukan justifikasi rasional untuk pilihan subjektif tentang masalah irasional. Ini tidak pernah menjadi pertanyaan tentang dosa baginya, tetapi ia memang menangani masalah yang sama.

Jean-Paul Sartre tampaknya lebih menyukai kata nausea. Ia menggunakannya untuk menggambarkan kesadaran seseorang bahwa alam semesta tidak tertata dengan rapi dan rasional tetapi sebaliknya sangat bergantung dan tidak dapat diprediksi. Dia juga menggunakan kata anguish untuk menggambarkan kesadaran bahwa kita manusia memiliki kebebasan memilih dalam hal apa yang dapat kita lakukan. Dalam hal ini, tidak ada kendala nyata pada kami kecuali yang kami pilih untuk diterapkan.

Ketakutan dan Realitas Rasional

Dalam semua kasus ini, ketakutan, kegelisahan, kegelisahan, kesedihan, dan mual adalah produk dari pengakuan bahwa apa yang kami pikir kami tahu tentang keberadaan kami sebenarnya bukanlah kasus. Kita diajarkan untuk mengharapkan hal-hal tertentu tentang kehidupan. Sebagian besar, kita dapat menjalani hidup kita seolah-olah harapan itu valid.

Namun, pada beberapa titik, kategori rasional yang kita andalkan entah bagaimana akan mengecewakan kita. Kita akan mengerti bahwa alam semesta tidak seperti yang kita asumsikan. Ini menghasilkan krisis eksistensial yang memaksa kita untuk mengevaluasi kembali semua yang kita yakini. Tidak ada jawaban yang mudah dan universal untuk apa yang terjadi dalam hidup kita dan tidak ada peluru ajaib untuk menyelesaikan masalah kita.

Satu-satunya cara untuk melakukan sesuatu dan satu-satunya cara kita memiliki makna atau nilai adalah melalui pilihan dan tindakan kita sendiri. Itu kalau kita mau membuat mereka dan mengambil tanggung jawab untuk mereka. Inilah yang membuat kita menjadi manusia yang unik, yang membuat kita menonjol dari sisa keberadaan di sekitar kita.

George Whitefield, Evangelist of the Great Awakening yang Memukau

George Whitefield, Evangelist of the Great Awakening yang Memukau

Biografi Saint Lucy, Pembawa Cahaya

Biografi Saint Lucy, Pembawa Cahaya

Apa Arti Kiamat dalam Alkitab?

Apa Arti Kiamat dalam Alkitab?